Rabu, 21 September 2011

Potensi Diri

PENGEMBANGAN POTENSI DIRI “Siapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya” “Kamu lebih tahu urusan duniamu sendiri” Kedua pernyataan yang sangat terkenal dalam Islam di atas merupakan suatu adagium yang menitikberatkan pada potensi manusia baik secara pribadi ataupun kolektif, tetapi karena yang dibicarakan di sini adalah pengembangan potensi diri maka tak syak lagi adagium di atas menitikberatkan pada pengembangan potensi secara individu. Menurut Andri Wongso, seorang motivator training, setidaknya ada empat tahap yang harus dikembangan untuk menggali atau melejitkan potensi diri; pertama mengenal diri, kedua memposisikan diri, ketiga mendobrak diri dan keempat mengaktualisasikan diri. 1. Mengenal diri dan konsep diri a. konsep hidup manusia Mengenal diri merupakan bagian tersulit dari semua proses pencarian pengetahuan manusia. Kita bisa menelusiri melalui konsep hidup manusia. Konsep hidup manusia adalah pemahaman yang menjelaskan konsep ruang, waktu dan fungsi manusia dalam kehidupan. Konsep waktu (when) menjelaskan masa lalu, masa sekarang dan masa depan manusia sebagai perjalanan yang menyeluruh. Jika manusia memandang hidupnya secara holistik, maka kehidupan manusia akan terbagi dalam lima fase; alam ruh, alam rahim, alam dunia, alam barzach, alam akherat. Ketika hidup di alam dunia manusia mengalami amnesia akan dua alam sebelumnya, oleh karena itu manusia diberi petunjuk (kitab) dan pemandu (nabi) serta akal dan hati untuk memilih kebaikan dan keburukan yang tersedia di dunia yang pada gilirannya akan menentukan nasibnya di akherat kelak. Konsep ruang (where) menjelaskan ruang yang ditempati keberadaan manusia, bisa lokal, regional, nasional, internasional, planet,galaksi sedangkan konsep fungsi (why) menjelaskan jawaban mengapa mansuia ada (eksis) di dunia.karena tidak ada sesuatupun yajng diciptakan di dunia ini tanpa ada tujuan yang jelas. Oleh karen itulah Al-Qur’an menjelaskan bahwa fungsi manuisa sebagai khalifah, hamba, dan duta. b. Karakteriristik dasar manusia Manusia adalah makhluk yang unik, manusia adalah makhluk menjadi, sehingga sangat pantas seorang filosof, pemikir Islam Iran—Ali Syariati berpendapat bahwa manusia, mempunyai tiga karakteristik dasar yang berbeda dengan makhluk lain, karakteristik dasar tersebut adalah: • Kesadaran diri (Self-Awarenes, Self Conciousness) sifat ini menuntun manusia untuk memilih dan kemudian menolongnya untuk mencipta sesuatu yang baru, yang sebelumnya tidak ada di alam semesta. • Kemauan bebas (Free to choisce). Manusia adalah satu-satunya makhlukyang bebas untuk memilih bagi dirinya sendiri. • Kreativitas (daya cipta, cretivitness). Manusia bukan hanya makhlu pembuat alat, tapi ia pencipta dan pembuat barang-barang yang belum ada di alam. c. Konsep diri Penjelasan tentang konsep diri manusia akan menjawab dengan jelas identitas manusia sebagai makhluk (who) yang mempunyai potensi (what). Sebagai makhluk manusia mempunyai dua pengertian, pertama makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu inilah manusia mempunyai fungsi sebagai hamba dan sebagai makhluk sosial manusia berfungsi sebagai duta. Sedangkan potensi manusia terdiri dari potensi pisik, mental emosional dan spiritual. jadi dengan potensinya itu manusia diberikan perangkat lunak dan perangkat keras sekaligus untuk memenuhi fungsinya di muka bumi. Sekaligus dengan memahami potensi manusia secara menyeluruh inilah kemudian manusia dapat menyibak tabir character (sifat) dan personality (kepribadian) mansuia. Ketika konsep tentang makhluk dan potensi manusia digabung, maka terjadi tiga pengertian tentang konsep diri, pertama aku diri (aku) seperti apa yang aku kira, kedua aku sosial (aku seperti apa yang orang lain kira) dan ketiga aku ideal (aku seperti apa yang nilai-nilai inginkan). d. Pengenalan diri/ memposisikan diri Ini merupakan aksi dari konsep diri manusia dalam dunia. Bila tadi merupakan keseluruhan proses hidup dari alam ruh hingga akhirat. Ini merupakan awal prjalanan manusia menapaki dunia. Pengenalan diri di dunia terdapat tifa fase hidup manusia, masa lalu, masa kini dan masa depan. Pertanyaan dari manakah saya, dimanakah saya dan akan kemanakah saya, merupakan pertanyaan yang akan menghasilkan sebuah jawaban untuk merumuskan visi hidup, dan dari sinilah awal mula motivasi hidup manusia, sehingga akan melahirkan sebuah cita-cita hidup manusia yang luhur. e. Pengembangan diri Proses pengembangan diri adalah proses berubahnya konsep diri menjadi memenuhi fungsinya dalam terbatasnya panggung ruang waktu yang ada. Dalam hal ini berarti manusia dapat mengoptimalkan seluruh potensi fisik, mental, emosional dan spiritual untuk memenuhi fungsinya sebagai duta atau hamba. Misalnya sebagai hamba manusia dituntut untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dengan menggunakan potensi mentalnya. Proses penggunaan potensi mental untuk memecahkan masalah-masalah itulah disebut dengan kreativitas. Itulah kreativitas disebut lifeskill pengembangan diri. 2. Mendobrak diri Ini berhubungan dengan masalah kepercayaan. Unsur keyakinan atau akidah menjadi hal yang utama dan paling utama dalam hidup mansuia. Unsur keyakinan ini seringkali terkotori oleh mitos yang menyesatkan. ada dua mitos sementara yang berkembang dimsyarat kita dalam konteks perubahan diri. Kang Jalal (sapaan akrab JalaluddinRakhmat) menyebtukan dua miots. Yang pertama adalah mitos devian dan yang yang kedua adalah mitos trauma. Pandangan yang pertama atau mitos devia menganggap bahwa diri kita stabil, statis dan tidak erubah-ubah. Kalu terjadi perubahan maka itu adalah penyimpangan dari yang stabil. Mitos trauma mempunyai kepercayaanbahwa prubahan diri menimbulkan krisis mental dan krisi emosional. Kedua mitos ini akan menimbulakn statis diri, menjadikan diri tidak berkembang. Oleh karena itu kita harus mampu mendobrak kedua mitos itu dengan berpijak pada karakteristik dasar manusia. Bahwa manusia adalah makhluk yang memilih, bebas kreatif dan punya kehendaknya sendiri. Mendobrak diri ini merupakan sebuah upaya untuk mendefinisikan realitas yang serba paradoks, di satu sisi berkembang globalisasi ilmu, pada sisi lainnya terjadi otonomi ilmu, dalam bidang budayapuyn sama dan akan merembes pada pembacaan realitas pribadi kita. Unsur keyakinan merupakan motivasi hidup sang diri. Suatu kepercayaan terhadap sesuatu merupakan sumber gerak manusia dalam menjalankan visi misi hidupnya. 3. Mengaktualisasikan diri Aktualisasi diri merupakan proses realisasi diri seelah kita mampu meakukan tindakan-tindakan cepat, berani ambil risiko, dan mampu mengambil pelajaran atas keberhasilan dan kegagalan kita. Dalam proses perwujudan inilah kita dituntut melakukan segala sesuatu secara profesional, efektif dan efisien. Sebab ini berkaitan dengan peluang atau kesempatan yang kita peroleh. Tahap aktualisasi diri menuntut kemapuan kita untuk menjalin koneksi atau relasi yang bernilai lebih. Ada kalanya potensi, kemampuan, keterampilan dan nilai lebih kita, macet gara-gara tidak menemukan saluran aktualisasi yang sepantasnya. Relasi dan koneksi kaang bisa berfungsi seperti jalan dan jembatan menuju ke sasaran yang kita inginkan. Disinilah arti penting koneksi atau relasi dengan orang lain, terutama relasi yang berkualitas. Relasi atau koneksi merupakan daya ungkit yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak keberhasilan kita. 4. Tujuh kebiasaan untuk menjadi manusia yang berubah • Jadilah pro aktif-prinsip hidup pribadi • Mulai dengan akhir dalam pikiran-prinsip kepemimpinan pribadi • Dahulukan yang harus didahulukan-prinsip manajemen pribadi • Berfikir menang-menang-prinsip kepemimpinan antar pribadi • Berusaha mengerti lebih dahulu, baru dimengerti-prinsip komunikasi empatik • Mewujudkan sinegi-prinspi kerjasama kreatif • Asahlah gergaji-prinsip pembaruan diri yang seimbang. Mengenal dan Mengukur Potensi Diri Setiap manusia memiliki bermacam-macam potensi diri yang dapat dikembangkan. Tidak sedikit manusia belum sepenuhnya mengembangkan dan menggunakan potensi yang ada pada dirinya. Hal ini terjadi dikarenakan mereka belum atau bahkan tidak mengenal potensi dirinya dan hambatan-hambatan dalam pengembangan potensi diri tersebut. Mampu mengembangkan potensi diri merupakan dambaan setiap individu. Mampukan seseorang mengembangkan potensi dirinya secara efektif? Itu bergantung pada motivasi diri, karena pengembangan potensi diri merupakan suatu proses yang sistematis dan bertahap. Tahapan pengembangan potensi diri tersebut antara lain melalui pengenalan dan pengukuran potensi diri, menentukan konsep diri, mengenal hambatan-hambatan serta aktualisasi diri. Potensi pada diri manusia merupakan salah satu pembeda antara individu yang satu dengan lainnya. Adapun potensi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai: 1) kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensia, logika, kemampuan abstraksi dan daya tangkap; 2) sikap kerja, seperti ketekunan, ketelitian, tempo kerja dan daya tahan terhadap stres; 3) kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmaniah, mental, rohani, emosional maupun sosial, yang semuanya telah ditata dalam cara khas dibawah aneka pengaruh dari luar. Beberapa contoh potensi diri manusia tersebut antara lain kejujuran, keimanan, kesetiaan, kerapian, ketegasan, kematangan, kedewasaan, kecerdikan, kebijakan, keramahtamahan dan sebagainya. Pengembangan diri harus diawali dengan pengenalan diri, salah satu caranya adalah melalui pengukuran potensi diri. Pengenalan diri akan membantu individu melihat kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya, mengetahui hal-hal yang berkembang dengan hal-hal yang masih perlu dikembangkan. Pengukuran potensi diri dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah potensi-potensi yang dimiliki oleh seorang individu, baik yang diperoleh melalui introspeksi diri maupun malalui feed back dari orang lain serta tes psikologis. 1) Penilaian diri Yang dimaksud dengan penilaian diri ini adalah menilai diri sendiri. Ada juga yang mengatakan instropeksi. Sebagian orang mengatakan bahwa dengan cara ini penilaian yang dilakukan sangat subyektif, karena orang umumnya tidak mau melihat kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Tapi pendapat lain mengatakan bahwa yang paling kenal diri anda adalah anda sendiri. 2) Pengukuran diri melalui feed back orang lain Feed back merupakan komunikasi yang ditujukan kepada seseorang yang akan memberikan informasi kepada orang yang bersangkutan, bagaimana orang lain terkena dampak olehnya, bagaimana kesan yang ditimbulkan pada orang lain dengan tingkah laku yang ditunjukkannya. Feed back membantu seseorang untuk menelaah dan memperbaiki tingkah lakunya dan dengan demikian ia akan lebih mudah mencapai hal-hal yang diinginkannya. 3) Tes kepribadian Tes kepribadian merupakan salah satu instrumen untuk pengenalan diri sendiri, beberapa tes kepribadian untuk pengukuran potensi diri, yaitu: kepercayaan terhadap diri sendiri, tingkat kehati-hatian, daya tahan menghadapi cobaan, tingkat toleransi, dan pengukuran ambisi. Ciri Manusia Modern menurut Alex Inkeles Memiliki sikap hidup untuk menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan. 2. Menyatakan pendapat atau opini mengenai lingkungan sendiri atau kejadian yang terjadi jauh diluar lingkungan serta dapat bersikap demokratis. 3. Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan daripada masa lalu. 4. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian. 5. Percaya diri. 6. Perhitungan. 7. Menghargai harkat hidup manusia lain. 8. Lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi. 9. Menjunjung tinggi suatu sikap di mana imbalan yang diterima seseorang haruslah sesuai dengan prestasinya di masyarakat. PRESTASI DIRI DEMI KEUNGGULAN BANGSA Budaya unggul adalah cara hidup yang berorientasi pada mutu (memberikan penghargaan tinggi terhadap mutu). Orang-orang unggul memiliki sejumlah ciri, antara lain: nurani yang jernih, akal budi yang tercerahkan, kerja keras, disiplin, berhemat, menabung, dan mengutamakan pendidikan/belajar. Sikap mental itu yang bertentangan dengan budaya unggul, yaitu: meremehkan mutu; suka menerabas/cari jalan pintas; tidak percaya diri; tidak berdisiplin murni; dan suka mengabaikan tanggung jawab. Faktor dalam diri seseorang amat menetukan prestasinya. Hal itu bisa dimiliki seseorang karena proses belajar, terutama melalui pendidikan dalam keluarga. Potensi diri pada dasarnya adalah kemampuan terpendam seseorang yang jika dikenali, dikembangkan, an diaktualisasikan akan menjadi kemampuan nyata dalam kehidupan. Howard Gardner menyebut kemampuan terpendam itu sebagai kecerdasan. Agar seseorang bisa berprestasi, ia perlu mengenal potensi dirinya. Hanya dengan mengenali potensi diri, maka orang akan mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Secara umum, upaya-upaya untuk meraih prestasi dapat dirinci dalam urutan langkah sebagai berikut: (1) Mengenal diri; (2) Menentukan fokus; (3) Menerapkan tujuan; (4) Menumbuhkan motivasi; (5) Menetapkan tindakan dan melaksanakannya secara konsisten; (6) Melakukan evaluasi diri. Sikap mental posistif merupakan keadaan mental seseorang yang cenderung optimis dalam menghadapi diri maupun lingkungannya. Sikap mental negatif merupakan keadaan mental seseorang yang cenderung pesimis alam menghadapi diri maupun lingkungan Pentingnya Prestasi diri Sebelum kita membahas lebih jauh tentang arti penting prestasi diri bagi keunggulan bangsa, kita simak terlebih dahulu sebait puisi karya Taufik Ismail berikut. Kerinduan Kita Bersama Kita merindukan anak-anak Indonesia Berwajah cerah, sehat, dan gembira pergi ke sekolah Kita merindukan berjuta anak Indonesia Mendapat peluang serupa Merenangi lautan ilmu, mengintai perpustakaan Di didik membaca buku, menuliskan pikiran Terbuka pada keluasan wawasan dan pandangan Kreatif dan sensitif terhadap kehidupan Mencintai Ayah dan Ibu Hormat pada Guru penuang ilmu Solider dan beramal bagi bangsa Tak Canggung dalam pergaulan dunia Kita merindukan anak-anak Indonesia Diberi kesempatan mendaki seluruh jenjang pendidikan Sehingga terpelajarlah batin dan wajah bangsa Sungguh berat ini beban bersama Ini kerja panjang dan berjangka lama Karena itu kepada Tuhan kita mohonkan Sehingga kita dianugrahinya kekuatan Kerinduan yang dimaksud oleh Taufik Ismail tersebut pada dasarnya merupakan kerinduan kita sebagai bangsa Indonesia. Setelah bangsa Indonesia didera krisis maka bangsa kita seakan terperosok ke dalam kemunduran dan harus membangun kembali pondasi sebagai sebuah bangsa yang besar dan berprestasi di dunia. Membangun prestasi bangsa sebenarnya dapat dibangun dengan membangun pendidikan yang merata dan berkualitas. Pendidikan janganlah dianggap sebagai belanja ekonomi, tetapi harus dianggap sebagai sebuah investasi (menanam modal). Kita dapat mencontoh Jepang, dalam membangun keunggulan bangsa. Ketika bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945, kehancuran hebat yang menimpa Jepang dijawab oleh rakyat Jepang dengan pertama-tama membangun pendidikan yang lebih berkualitas. Kemudian, pendidikan mengantarkan Jepang menjadi salah satu negara paling maju dan berprestasi di dunia. Malaysia merupakan salah satu negara yang dapat kita contoh kemajuannya. Hal ini berkat hasil dari pendidikan. Malaysia pada awal pembangunannya banyak mengirimkan pelajarnya ke seluruh dunia, termasuk ribuan pelajar Malaysia belajar di Indonesia. Setelah mereka mendapatkan ilmu dari negara lain, mereka menyumbangkan ilmu dan pengetahuannya untuk membangun bangsa. Jadi, kita memang saat ini harus banyak belajar dari Malaysia yang dulunya belajar dari Indonesia. Prestasi bangsa dapat dibangun ketika setiap individu dapat menorehkan prestasi dalam segala bidang, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus dijadikan pijakan utama. Hal ini disebabkan keunggulan sebuah negara diukur oleh sumber daya manusianya yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Suatu negara dapat dikatakan maju dan berprestasi jika negara tersebut mampu menguasai iptek. Misalnya, Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman adalah contoh negara yang menguasai iptek, kemudian menjadi negara termaju dan terdepan di dunia. Sumber daya manusia yang menguasai iptek tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus diasah dan dibentuk dalam proses pendidikan. Pendidikan dimulai dari keluarga, masyarakat, atau di sekolah. Banyak cara atau teknik agar kita terus dapat mengasah diri dan meningkatkan prestasi. Kita dapat belajar dari apa saja dan dari siapa saja agar pengetahuan dan keterampilan terus meningkat. Dr. Vernon A. Magnesen menyatakan bahwa keberhasilan kita belajar dipengaruhi oleh berbagai cara kita belajar, yaitu: 10 % dari apa yang dibaca; 20 % dari apa yang didengar; 30 % dari apa yang dilihat; 50 % dari apa yang dilihat dan didengar; 70 % dari apa yang dikatakan; 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan. Kerja keras dalam belajar memang perlu kita lakukan agar dapat mencapai prestasi yang kita harapkan. Thomas Alfa Edison yang telah mengalami banyak kegagalan ketika berusaha melakukan penemuan, menyatakan bahwa ia telah menemukan salah satu cara untuk mendapatkan kesuksesan karena ketika ia gagal dalam satu hal tentunya akan menemukan jalan lain yang mengantarkan pada prestasi. Kerja keras harus kita lakukan dalam semua bidang kehidupan guna menorehkan prestasi di segala bidang. Kerja keras untuk mencapai keberhasilan janganlah dikotori dengan tindakan tidak jujur dan menghalalkan segala cara. Misalnya, seorang siswa yang sedang melaksanakan ujian, ia kotori dengan cara menyontek pada orang lain. Hal ini bertentangan dengan hati nurani seorang pelajar dan aturan di sekolah yang melarang menyontek waktu ujian. Tanamkanlah dalam diri kita agar mampu menorehkan prestasi di segala bidang. Jika kita sudah mampu menorehkan prestasi terbaik, seperti para pelajar Indonesia yang mampu menjadi juara dalam berbagai olimpiade pelajar dan berbagai atlet Indonesia yang menjadi juara dunia maka tentunya nama bangsa Indonesia akan menjadi harum di mata internasional. Sekali lagi, torehkanlah prestasi demi kebaikan diri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Sumber : Saputra, Lukman Surya, 2009, Pendidikan Kewarganegaraan 3 : Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme Untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Syanawiyah, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 89 – 92.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar